Selasa, 19 Juli 2011

anarkisme pers pada etimologi anarki

anarki, berasal dari bahasa Yunani kuno άνάρχός (huruf ν dilafalkan n dan ρ dilafalkan r), yang tersusun άν (berarti tidak) dan άρχός (berarti pemimpin atau ketua).
Sehingga dapat dikatakan anarkis berarti tidak adanya pemimpin, tidak adanya pemerintahan.

Etimologi kata tersebut menandakan hal yang khas dari anarkisme, yaitu penolakan terhadap kebutuhan akan otoritas tersentral/negara tunggal  –satu-satunya bentuk pemerintahan yang kita kenal saat ini– tetapi, membentuk kolektif-kolektif non-hirarkis. Jalur/protokol teknisnya di atur oleh badan-badan regulasi yang berkolaborasi untuk manfaat bersama. Makin penting manfaatnya, maka protokol berjalan dan berkembang makin lanjut dan kompleks. Dapat di katakan, masyarakat internet merupakan prototype dari anarkhisme.
Pikiran pemikir anarkis :
  1. William Godwin   mendambakan masyarakat dimana pembagian barang-barang material dan wewenang di desentralisasikan secara sukarela. Hal ini dapat membuat kehidupan manusia bebas dari pemerintahan.
  2. Proudhon menekankan pentingnya individu dalam masyarakat. Keadilan, kondisi yang kolektif hanya bisa terjadi jika kehidupan itu alamiah dan bebas, karena nalar individu membutuhkan keadilan manusiawi.
  3. Mikail Bakunin menyatakan dasar organisasi politik sebuah negara seharusnya komune otonom.
Sejarah anarkhisme dalam -isme-isme dunia. Anarkisme mempunyai pertautan erat dengan gagasan sosialisme, baik dalam cita-cita politik maupun komitmennya terhadap golongan tertindas. Meski demikian, kedua aliran ini juga mengandung hal-hal yang secara elementer berseberangan sebagaimana terlihat pada perdebatan klasik antara Karl Marx pada kubu komunisme dengan Mikail Bakunin pada kubu anarkisme dalam sidang Internasionale di Den Haag 1872.
Kemenangan Lenin dalam revolusi Oktober 1917 menjadikan sosialisme menjadi politik praktis dan membuat <span class=" fbUnderline">anarkisme terbuang dari sejarah</span>

Peralihan arti anarkis. Semua ini terjadi karena perjalanan panjang dari citra tradisional anarkisme yang bersinonim dengan nihilism. Stereotip demikian di pupuk oleh aksi-aksi pembunuhan akhir abad-19 yang di ilhami oleh golongan anarkis, dengan korban seperti Tsar Alexander II, Presiden Perancis Carnot, dan presiden AS McKinley.

Tidak heran bila citra seorang anarkis sebagai pembunuh gila akhirnya tertanam kuat, bahkan mulai di ‘bahasa’kan kembali oleh media akhir-akhir ini.

arti anarkis di Indonesia sbagian besar orang indonesia tidak akan dapat membedakan anarkis dengan vandal, kenapa? Karena mereka <span class=" fbUnderline">mengartikan anarkis sebagai vandal</span>.

Produk pers seperti surat kabar dan siaran udara adalah media pembelajaran praktis tentang apapun bagi masyarakat, baik itu politik, budaya, pengetahuan dan apapun sampai bahasa. Semua bisa mempertentangkan isinya. Baik, buruk, benar, salah dari kabar tersebut. Tapi jarang mendebatkan kata-katanya, kalimat-kalimatnya, apalagi etimologi yang terbentuk. Semua manut. Pembaca, pemirsa dan pendengar tunduk dalam bahasa, karena mereka disibukan isi. Tanpa sadar penanaman etimologi kata terbentuk sendirinya. Boleh dikatakan, untuk kalangan awam surat kabar adalah kamus.

Parahnya Dengan enteng pers mempersamakan anarkisme dengan vandalism dan terror bahkan pembunuhan. Bagaimana mungkin ide anarkisme (kesatuan tanpa hirarki & otoritas sentral/pemimpin) menjadi sinonim vandalisme, aksi pengrusakan,pembunuhan. Padahal mereka selalu berkutat dalam kata, etimologi dan kalimat. Kenapa bisa sampai salah?apakah editor-nya asal cabut?terlalu kriting tangannya untuk buka kamus?atau hanya permainan para pembuat sejarah...??

Daftar Pustaka :
  1. Kumpulan tulisan tangan saudara Pendek
  2. Apter E. David, 1988, Pengantar analisa Politik, Jakarta : LP3ES
  3. Anarkisme (buku dihilangkan Pendek)
  4. Aditya Yudistira, 2008, Berani karena Goblog, Jakarta : Studia Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar